Tulisan ini dibuat bukan untuk membahas teknologi secara teknis, melainkan bagaimana pengaruh teknologi terhadap kehidupan sosial di masyarakat. Pada dasarnya teknologi itu diciptakan untuk memberikan kemudahan kepada penggunanya. Memperkecil ruang dan waktu. Sehingga yang jauh terasa dekat dan seolah-olah menyamakan zona waktu yang sebenarnya berbeda-beda disetiap belahan bumi.

Fenomena yang terjadi di kehidupan sekitar saya, malah terkadang justru sebaliknya. Teknologi digunakan bukan disaat yang tepat. Sehingga rasanya yang jauh tetap terasa jauh, sedangkan yang dekat juga jadi terasa jauh. Ketika berada di sebuah mall, melihat sekelompok orang yang sedang berjalan bersama, tetapi mereka melihat gadget nya masing-masing, sehingga suasananya terlihat dingin. Lalu melihat ke main hall sebuah mall, seorang ayah dan ibu sibuk dengan gadget nya sedangkan anak nya lari-lari bermain sendirian.

Begitu juga yang terjadi dengan teman-teman saya. Ketika sedang asik ngobrol, dia mulai mengeluarkan gadgetnya. Biasanya kalau sudah begitu, mereka pasti sudah tidak konsentrasi lagi mendengarkan apa yang sedang dibicarakan dengan menanyakan ulang apa yang sedang saya bicarakan. Antara mau marah tapi speechless. Apalagi kalau ketemu teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Rasanya banyak sekali yang mau dibicarakan, tapi kalau sudah bertemu dengan gadget, hilang sudah semua topik yang sudah lama ingin dibicarakan bersama. Jadinya malah ngeliatin dia senyum-senyum sendiri memandang gadgetnya. Itulah kenapa saya bilang yang jauh tetap terasa jauh karena kesibukan masing-masing, sedangkan ketika bertemu juga tetap aja terasa jauh yang disebabkan oleh 'kesibukan' masing-masing. Kalau sudah begitu, walaupun saya sedang asik bercerita, dan melihat lawan bicara saya mulai mengeluarkan gadgetnya, lebih baik saya diem saja. Daripada saya berbicara tapi tidak didengarkan atau tidak diberi tanggapan. Mau menegur juga rasanya sudah bosan. Fenomena ini sudah umum dan semua orang tau.

Oleh karena itu, saya menantang teman-teman saya untuk melakukan sebuah tantangan. Ketika sedang makan disuatu tempat makan, pas pertama kali duduk gadget harus diletakkan diatas meja. Orang yang pertama kali memegang gadget nya untuk mengecek, dia yang membayar bill nya. Tapi apa kenyataannya? Teman-teman saya tidak ada yang berani menerima tantangan tersebut. Bahkan teman saya yang bukan tipe gadget addict pun tidak berani menerima tantangan tersebut. Cukup mengejutkan sekali. Walau akhirnya ada 1 teman saya yang berani menerima tantangan tersebut karena mungkin jarang-jarang dan kapan lagi bisa makan bareng sambil melewati sebuah tantangan. Setidaknya saya sudah berhasil menemukan sedikit cara agar bisa sedikit ngobrol diwaktu yang sangat singkat. Oh iya, kebetulan pas makan bareng teman saya yang menerima tantangan itu, pada akhirnya saya ditraktir walaupun tidak ada yang menang ataupun kalah karena semua berhasil melewati godaan-godaan ketika gadgetnya menjerit-jerit. Lumayanlah, dapet makan malam gratis.. Hahahaha..

Ayo kita gunakan teknologi sesuai dengan fungsinya untuk memperkecil ruang dan waktu. Sehingga tidak ada jarak dan batasan waktu diantara penggunanya, membuat jauh menjadi dekat dan yang dekat semakin dekat.
ketika kita berada diposisi yang membingungkan
ketika kita harus memilih diantara pilihan yang merugikan kita
ketika kita merasa seperti 2 sisi pedang yang tajam
ketika kita ingin melakukan sesuai dengan aturan yang ada tetapi lingkungan tidak mendukung
ketika kita berada pada posisi dimana kita harus menyikut kanan kiri kita agar kita bisa tetap bertahan
ketika kita menerima informasi di waktu dan tempat yang tidak tepat
ketika kita mengeluarkan pendapat dengan campur tangan ego dan amarah
ketika kita tidak tahu apa-apa
ketika kita tidak dianggap sebagai mana mestinya
ketika kita tidak mendapatkan sesuai dengan yang kita inginkan
ketika kita sudah berusaha keras tetapi tidak dianggap
ketika kita mendapatkan musibah seolah-olah itu adalah kesalahan kita
ketika kita tidak bisa mengendalikan ego
ketika kita ditinggalkan sendiri
ketika kita makan tapi tidak pernah kenyang
ketika kita ingin memejamkan mata tetapi seolah-olah pikiran menghalangi
ketika kita berusaha untuk menutup mata
ketika..
ketika..
dan ketika..